您的当前位置:首页 > 娱乐 > Daya Beli Lemah Meski Neraca Perdagangan Indonesia Surplus, Ekonom Ungkap Penyebabnya 正文
时间:2025-06-12 23:21:17 来源:网络整理 编辑:娱乐
JAKARTA, DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa y quickq电脑版更新后没网
JAKARTA,quickq电脑版更新后没网 DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa yang positif.
Pada September 2024 ini, Neraca Perdagangan Indonesia telah sukses mencatatkan surplus sebesar 3,26 miliar dolar.
Pencapaian tersebut menjadi penanda perpanjangan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 53 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
BACA JUGA:Veronica Tan Dilirik Prabowo Jadi Menteri PPPA, Ternyata Punya Yayasan Anak Rusun hingga Platform Home and Baby Care
BACA JUGA:Kasus Kematian Dokter PPDS FK Undip Naik Penyidikan, tapi Belum Ada Tersangka
Kendati begitu, surplus 53 bulan tersebut juga diiringi dengan penurunan daya beli masyarakat. Tidak ayal situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseimbangan ekonomi Indonesia.
"Surplus perdagangan sering dilihat sebagai sinyal positif, karena menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor, yang bisa berarti ekonomi berjalan baik," kata Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 16 Oktober 2024.
Namun, kata Achmad Nur Hidayat, dalam konteks ini, daya beli masyarakat yang turun menunjukkan bahwa manfaat dari surplus tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat luas.
Achmad menambahkan bahwa ada beberapa alasan mengapa surplus ini tidak berdampak secara langsung pada peningkatan daya beli.
BACA JUGA:UMKM Masih Sering Terkendala Pembiayaan, KemenKopUKM Ungkap Strategi Alternatif
BACA JUGA:Berada di Level yang Baik, Menko Airlangga Ungkap Perekonomian Indonesia Terkendali
Salah satunya adalah komposisi ekspor Indonesia yang masih didominasi oleh komoditas mentah, seperti bahan bakar mineral, minyak sawit, dan logam.
"Ketergantungan pada sektor ini membuat surplus rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan tidak selalu mengalir ke sektor yang langsung berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat," jelas Achmad.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa penurunan impor barang konsumsi dan modal bisa menjadi indikasi bahwa permintaan domestik melemah, yang dapat berdampak pada penurunan investasi dan konsumsi rumah tangga.
Dugaan Korupsi Formula E, PSI Kuak Tanda Tanya Besar2025-06-12 23:16
Kasus Penistaan Agama Joseph Suryadi, Polisi: Memang Banyak Ditanyakan Orang2025-06-12 22:48
Tujuan Wisata Musim Panas Amalfi di Italia Kini Punya Bandara 'Baru'2025-06-12 22:46
KTP Segera Beralih ke Format Digital, Yuk Intip Langkah2025-06-12 22:34
Mulai Hari ini, Warga Indonesia ke China Transit Bebas Visa 240 Jam2025-06-12 21:36
Sejarawan Sebut Anies Baswedan Durhaka Jika Tidak Lakukan Ini2025-06-12 21:32
Haikal Hassan Digarap Polisi, Pengacara Habib Rizieq Buka Suara2025-06-12 20:53
Kasus Penistaan Agama Joseph Suryadi, Polisi: Memang Banyak Ditanyakan Orang2025-06-12 20:42
Mendiktisaintek Tegaskan Tak Ada Kampus yang Izinkan Bayar Kuliah Pakai Pinjol2025-06-12 20:41
KTP Segera Beralih ke Format Digital, Yuk Intip Langkah2025-06-12 20:35
Belum Sebulan, Kemenkomdigi Berhasil Blokir 227 ribu Konten Judi Online2025-06-12 23:15
5 Camilan Aman Tengah Malam Buat Kamu yang Lagi Diet2025-06-12 23:05
7 Rekomendasi Posisi Bercinta, Dijamin Bikin Wanita Orgasme2025-06-12 22:54
FOTO: Pesta Kerajinan Tangan di Inacraft 20242025-06-12 22:44
Stereotipe Gender di Pendidikan Vokasi, Kemendikdasmen Soroti Minimnya Perempuan di Bidang STEM2025-06-12 22:04
Honorer Resah dengan Skema PPPK Model Baru, BKN Akui Ada Perubahan2025-06-12 21:27
Emiten Rokok Sampoerna (HMSP) Guyur Dividen Tunai Rp6,53 Triliun, Cair Tanggal Segini2025-06-12 21:17
Diungkap Densus 88 Anti Teror, Ustaz Farid Okbah Akan di...2025-06-12 20:59
Dikira Ahok, Anies: Saya Tahan Panas!2025-06-12 20:52
Habib Bahar Diproses Secepat 'Kilat', Polri Diminta untuk Adil dalam Penanganan Kasus Lainnya2025-06-12 20:48