Bukan Sembarang Menu Lebaran, Ini Makna Filosofis Ketupat
Ketupatdan opor ayamnyaris tidak pernah absen di perayaan Lebaran. Tak hanya lezat, hidangan ini juga menambah keistimewaan hari raya karena maknanya. Berikut makna filosofis ketupat dan opor ayam.
Ketupat dan opor ayam sebenarnya menu yang bisa dimasak dan dinikmati kapan pun. Hanya saja, kedua hidangan ini terasa berbeda dan lebih istimewa di perayaan Idulfitri.
Sejak ratusan tahun lalu, ketupat dan opor ayam sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Tidak seperti sekarang, dulu kedua hidangan merupakan sajian dari rakyat untuk raja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Dalam ajaran Islam, kiblat adalah arah untuk beribadah. Ketupat pun menggambarkan ke mana pun manusia pergi, hanya ada satu tempat untuk kembali, yakni pada Allah SWT.
Selain dari segi bentuk, isian dan pembungkusnya pun memiliki makna tersendiri. Isi ketupat merupakan beras yang melambangkan kemakmuran, sedangkan warna putih beras melambangkan kesucian.
Makna filosofis lain juga terdapat dari anyaman daun kelapa pembungkus ketupat yang menggambarkan jalan hidup manusia yang berliku dan banyak melakukan kesalahan.
Saat disajikan, ketupat dibelah, lalu kulitnya dibuang. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan permintaan maaf dan memulai lembaran baru.
Ketupat, dalam bahasa Jawa, disebut kupat. Dalam permainan kata bahasa Jawa, kupatmerupakan kependekan dari ngaku lepat atau ndherek lepat (mengakui kesalahan).
Serupa dengan ketupat, opor ayam juga mengandung makna filosofis permintaan maaf.
Opor ayam menggunakan santan sebagai bahan utama. Santan, atau dalam bahasa Jawa santen, bisa dimaknai pangapuntenatau permintaan maaf.
Berkat makna filosofisnya, ketupat dan opor ayam mampu menambah keistimewaan Lebaran.
(责任编辑:热点)
- Presiden Prabowo Dapat Apresiasi Masyarakat Papua, Program Cetak Sawah Sukses!
- Ditemukan Membengkak, Ibu Rumah Tangga Tewas di Kontrakan Jakut
- Pria Lompat dari Lantai 5 ITC Kuningan Sempat Izin ke Istri Mau ke Toilet
- Noel Kuak Ada Keluarga Cendana dan Cikeas di Balik Kasus Munarman
- Tersandung Kasus Korupsi Sritex, Bank BJB (BJBR) Ungkap Soal Kredit Ratusan Miliar
- Janjikan Kepastian Hukum Kepada Pengusaha, Praktisi Hukum Hadirkan INIAC
- Soroti Kasus Nurhayati, Mahfud MD Pastikan Segera Cabut Status Tersangka
- PT Pos Indonesia dan Kemendag Resmikan Digitalisasi Pasar Rakyat di Kabupaten Minahasa
- Jokowi Sebut Pilkada 2024 Sangat Demokratis: Banyak Pilihan dan Partai yang Berkoalisi
- Jokowi Tegaskan Publisher Rights Tak Berlaku untuk Konten Kreator
- Novel Minta Firli cs Dibersihkan Dulu dari KPK, Baru...
- Pendaftaran Program Mudik Gratis Kemenhub Via Aplikasi MitraDarat Dibuka Hari Ini, Simak Caranya
- Mengingat Kembali Kronologi Awal Mula Kerusuhan 21
- Diduga Lecehkan Korban Penganiayaan, Kapolsek Pinang Tangerang Dicopot
- Nilai Investasi 7 Produsen EV yang Masuk ke Indonesia: Rp15,4 Triliun
- Kota di Prancis Punya Cara Cerdas Atasi Overtourism
- Jokowi Nengokin Sirkuit Formula E dengan Anies Baswedan, Anak Buah Haji Giring: Kami Melihat...
- Curiga Main Serong, Suami di Tangsel Pukul hingga Banting Istri
- Djaka Budi Utama Jadi Dirjen Bea Cukai, Airlangga Pastikan Bukan Prajurit Aktif
- Soal Restitusi Korban Pemerkosaan Herry Wirawan, KemenPPPA Dorong JPU Banding Putusan PN Bandung